Rabu, 20 Mei 2009

Finding Your Soulmate !

Setiap manusia ingin menemukan pujaan hatinya (soulmate). Itu sudah pasti dan tak bisa dipungkiri. Semua itu membutuhkan proses, mulai dari fase awal perkenalan (an introduction)  fase pendekatan (in a relationship)  fase pertunangan (engagement)  fase pernikahan (marriage). Kesabaran, kesetiaan, dan kejujuran setiap pasangan ikut menentukan keberhasilan setiap tahapannya. Tidak hanya itu, namun juga dibutuhkan kemampuan untuk saling toleransi, saling memahami dan mengerti keinginan pasangannya. Memang tidak mudah. Namun, semua itu tergantung pada niat. Ya, niat kita untuk membagi hati dengan pasangan kita. Berikut penulis akan mencoba menguraikan fase demi fase yang harus dilalui setiap pasangan (couple) untuk dapat mewujudkan sebuah keluarga harmonis yang tentunya menjadi idaman setiap keluarga yang baru terbina.

1. Perkenalan ( An introduction )
Mungkin sangat tidak asing bagi kita mendengar kata ‘Perkenalan’ ini. Saat kita merasa cocok dengan seseorang yang baru saja kita kenal atau mungkin sudah lama menjadi sahabat kita, dan seiring dengan berjalannya waktu, perasaan dari seorang sahabat itu bisa saja menjadi sebuah perasaan cinta. Fase ini merupakan fase awal mula kita akan memulai sebuah jaring komunikasi dengan seseorang yang awalnya tidak masuk dalam kehidupan kita sama sekali. Usahakan anda tidak menolak untuk diajak berkenalan dengan seseorang yang belum atau sama sekali anda tidak kenal. Tentunya, dalam konteks untuk menciptakan suatu hubungan yang positif.

2. Pendekatan ( In a relationship )
Fase kedua ini merupakan fase pendekatan dimana setiap couple diberi kesempatan untuk mengenal lebih jauh perihal pasangannya. Banyak informasi yang mungkin bisa kita peroleh dalam fase ini. Namun, jangan salah, informasi yang didapat masih sangat minim sekali tetapi cukup untuk mendeskripsikan seperti apa soulmate kita itu. Kalau boleh dibilang, masa-masa ini merupakan masa yang cukup rentan terhadap gangguan dalam memulai suatu hubungan percintaan. Jaga baik-baik hubungan anda dengan pasangan ketika anda berada dalam fase ini.

3. Pertunangan ( Engagement )
Saat anda dan pasangan sudah merasa mantap untuk memiliki seutuhnya maka mulailah untuk mengikat satu sama lain dalam sebuah pertunangan. Mengikat namun dalam artian yang tidak ‘POSESIF’. Tentunya harus melibatkan orang tua dari kedua belah pihak pasangannya. Jika keluarga dari salah satu pasangan belum begitu menyetujui rencana pertunangan tersebut, jangan pernah putus asa. Dalam hal ini anda juga harus memastikan dan menyakini betul apakah benar ‘DIA’ adalah seseorang yang anda harapkan untuk menjadi pasangan sehidup semati. Banyak waktu yang bisa anda gunakan untuk mengetahui sifat pasangan anda lebih dalam lagi, mengenali kekurangan dan kelebihan dia, dan lebih dekat dengan keluarganya, sebelum anda memutuskan untuk menikah dengan si ‘DIA’.

4. Pernikahan ( Marriage )
Fase yang paling anda tunggu-tunggu di sini adalah pernikahan (marriage). Anda dan pasangan sudah mantap memutuskan untuk menikah, sehidup-semati mengarungi bahtera rumah tangga, berarti anda sudah siap untuk berbagi dengan pasangan anda. Kerap hal-hal kecil dalam diri pasangan anda, belum terdeteksi oleh anda pada saat sebelum menikah. Menurut pengalaman beberapa pasangan yang sudah menikah, akan ada sisi yang berbeda melekat dalam diri pasangan anda. Seyogyanya kita memaklumi satu sama lain. Dia punya kekurangan yang mungkin kita bisa menutupinya dengan kelebihan kita dan demikian sebaliknya. Jangan jadikan alasan ketidakcocokan akan hal-hal kecil dalam diri pasangan anda sebagai pemicu timbulnya perceraian. Di awal seusai pernikahan, karena tergolong sebagai pengantin baru, tanpa disadari anda mungkin akan mengelak jikalau akan anda temui percekcokan di suatu hari nanti. Entah itu yang dikategorikan cekcok ringan, sedang atau berat. Setiap pasangan pasti pernah mengalami hal itu. Wajar saja, untuk menyatukan dua hati yang berbeda memang tidak lah semudah kita membalikkan telapak tangan. Yang bisa kita lakukan jika kita sudah menikah adalah berusaha semaksimal mungkin untuk membina rumah tangga yang sa-ma-ra (sakinah, mawaddah, warrahmah), menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif, mencintai satu sama lain kelebihan dan kekurangan pasangan kita. Jangan hanya mencintai atas kelebihannya, tetapi cintai lah juga kekurangannya. Untuk pasangan yang akan memutuskan untuk menikah, yakinkan diri anda terhadap si ‘DIA’ yang anda pilih. Jika hati anda berkata ‘YA’ dan secara lahir dan batin anda sudah merasa ‘SIAP’, maka segera lah menikah karena menikah itu secara agama Islam, hukumnya adalah wajib bagi setiap manusia yang merasa mampu baik secara lahir maupun bathin. Yang terpenting adalah selalu jaga cinta anda kepada pasangan. Berikan kasih sayang yang tulus kepadanya dan berusaha lah untuk selalu mendukung si ‘DIA’ dalam hal suatu pendapat dan tindakan yang benar.

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas kedua sebagai Mahasiswa Pemula (www.mahasiswapemula.blogspot.com)
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.