Sabtu, 19 November 2011

Sepenggal Kisahku di Bintaro

Terjatuhlah terlebih dahulu untuk bangkit dan
bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Edisi 19 Nop 2011 - Peribahasa di atas mungkin paling tepat untuk menggambarkan ceritaku kali ini. Walaupun jatuh itu pasti menyakitkan, tapi akan lebih menyakitkan lagi jika Anda tidak pernah terjatuh. Benar begitu?
Ceritaku berawal dari sebuah pelajaran berharga di Bintaro, domisili penulis sekarang.

Saat ini, aku sedang menjalani tugas belajar dari kantor untuk menyelesaikan studi program diploma III kurikulum khusus akuntansi pemerintahan di salah satu sekolah tinggi kedinasan di Indonesia dan tengah memasuki Semester 4.

Ini adalah sebuah pilihan berat bagiku. Di satu sisi, aku dibebaskan dari segala rutinitas di kantor. Di sisi lain, aku merasa ketakutan yang luar biasa. Bagaimana tidak? Mendengar kata Akuntansi saja, aku sudah enggan. Apalagi mempelajarinya selama 2 tahun ke depan. OMG…..!!!! Namun, aku haqqul yakin bahwa tidak ada satupun di dunia ini yang tidak bisa dipelajari. Begitu pula dengan Mata Kuliah Akuntansi. Segala puji bagi Allah SWT, yang memudahkan segala langkahku. Terima Kasih Ya Rabb.

Saat aku merasa gagal di salah satu mata kuliah, aku merasakan pahit yang teramat dalam. Aku merasa gagal di Semester I yang lalu. Kegagalan yang lalu bukan berarti membuat aku terjatuh lagi untuk ke depannya. Semoga Ya Allah. Amin33x. Aku tersadar dari lamunanku selama ini. Sepanjang itulah aku menyesali, secepat itu pula ku bangkit. Alhamdulillah, sesuatu yang patut disyukuri ya…He-he-he.

Di tempat ini, aku menjerit
Di tempat ini, aku terjatuh
Di tempat ini, aku tersadar
Di tempat ini, aku bangkit
Di tempat ini, aku menuntut ilmu
Di tempat ini, aku menghargai waktu
Di tempat ini, aku ditentukan.

Kampus kebanggaanku,
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara