Senin, 01 September 2008

Warsih vs Warso Bagian 09

BAG.09

Pak Broto sedang berkunjung ke rumah Warsih

Warsih : Terima kasih banyak Juragan. Saya berterima kasih tiada terkira...
Broto : Itu bukan apa-apa. Apa yang kuberikan padamu hanya karena aku memperhatikanmu
saja. Bukan hal yang luar biasa...
Warsih : Tetapi hati Juragan sungguh mulia. Mau membantu saya yang tak bisa membalasnya.
Pinjaman beras itu sungguh-sungguh membantu saya.
Broto : Sudahlah, lupakan saja. Itu bukan pinjaman tetapi hadiah. Kudengar kau kesulitan
modal untuk berjualan kue juga? Apa kau mau meminjam uang padaku pula? Tak
apa-apa. Kalau bisa kubantu, mengapa tidak...
Warsih : Terima kasih banyak Juragan...Inipun sudah lebih dari cukup buat saya. Semoga
saja untuk kebaikan hati Juragan, saya bisa membalasnya...
Broto :Sebetulnya, kalau kau memang ingin membalasnya, mudah saja...Bahkan hidupmu akan
kujamin tak kurang apapun juga. Asalkan...kau mau menjadi istriku yang berikutnya...
Warsih :Juragan sudah beristri dua, itu yang orang kata. Bagaimana mungkin saya jadi istri
ketiga? Dan lebih dari itu, saya sudah bersuami pula. Dan kepada Juragan, saya tak
punya perasaan cinta...
Broto : Soal cinta, kau tak harus punya. Hidup tak kurang suatu apa, itu yang harus kau
pertimbangkan dengan seksama. Dan aku bisa memberimu kehidupan bergelimang
harta. Bukankah aku orang terkaya di desa. Yang penting, jika aku datang ke sini, terima
saja dengan tangan terbuka. Kau sungguh cantik luar biasa. Engkau tak pantas hidup
sengsara. Suamimu di Jakarta, ia tak akan tahu apa-apa. Dan siapa bisa menjamin ia tak
punya kekasih di sana. Barangkali, ia sedang asyik bermesraan dengan lain wanita...
Warsih : Malam semakin larut saya kira. Saya tak ingin orang desa jadi curiga. Walau kita hanya
mengobrol saja, pandangan orang bisa berbeda. Saya mohon, juragan bisa mengerti yang
saya pinta. Pulanglah, hanya itu saja...
Broto : Engkau wanita keras kepala. Tampak setia tetapi bodoh sebenarnya...Untuk apa hidup
kau sia-sia. Tanpa suami yang engkau cinta. Lihatlah padaku sekali saja. Aku nyata. Ada
di hadapanmu. Akan kubuat hidupmu bahagia tiada terkira.
Warsih : Juragan dengar yang saya pinta. Saya tak ingin mengulanginya...
Broto : Kalau berubah niat di dada, kau tentu tahu harus kemana...

Juragan Broto berlalu, Warsih diam termangu

Warsih : Mas Warso, aku digodanya. Sampai saat ini, aku masih mampu tuk menolaknya. Dan
aku akan terus mencoba sekuat tenaga. Aku tak ingin mengkhianati kau punya cinta.
Semoga kau percaya...Bahwa hanya ada satu nama di dalam dada. Dan kuharap semoga
begitu juga yang engkau rasa.

Tidak ada komentar: