Rabu, 20 Agustus 2008

Warsih vs Warso Bagian 02

BAG.02

Warso tampak resah, gelisah. Warsih tak kalah resah

Warsih : Sudahlah mas, aku kan hanya bercanda..
Warso : Bercanda atau tidak, kau telah mengatakannya. Percayalah, aku tak pernah lupa..

Warsih : Iya, aku percaya. Kau memang bisa dipercaya. Itu sebabnya aku jatuh cinta

Warso : Dan aku terus mencoba menepatinya. Tak pernah tidak...
Warsih : Sudah, lupakan saja. Aku hanya bercanda...
Warso : Bagaimana bisa aku lupa.
Warsih : Buang saja pikiran itu dari kepala. Habis perkara!
Warso : Sebuah kalung emas bermutu
Dengan liontin bertuliskan namamu
Itu janjiku ketika dulu
Sebagai hadiah ulang tahunmu
Warsih : Itu memang janjimu ketika itu
Tapi bukan alasanku menikah denganmu
Cinta nan tulus pemuda lugu
Yang membuatku jatuh hati padamu
Warso : Tapi kau memang masih mengingatnya. Itu sebabnya engkau menanyakannya baru saja. Hari ini, di hari ulang tahunmu, pada tahun ketiga pernikahan kita.

Warsih : Tapi kan sudah ku kata, aku hanya ingin menggoda. Lagipula, kau toh selalu memberikanku tanda cinta. Tahun pertama, kau memberikan aku kebaya. Tahun kedua, kau membelikanku kain panjangnya. Dan sekarang, pada tahun ketiga, kau memberikan sebuah tusuk konde yang bagus tiada tara...
Warso : Tapi bukan kalung emas dengan liontin bertuliskan kau punya nama...
Warsih : Peduli apa. Aku toh tak akan mati tanpa-nya. Lagipula aku toh tadi hanya bercanda...

SESAAT HANYA KESUNYIAN YANG BICARA

Warso : Aku mau ke Jakarta...
Warsih : Apa?
Warso : Ke Jakarta!
Warsih :Buat apa?
Warso : Cari kerja. Demi memenuhi janjiku semata. Agar kau percaya aku betul-betul cinta. Agar kau percaya, bahwa soal janji itu aku tak pernah lupa.
Warsih : Mau kerja apa? Lha wong lulus SD saja kamu ndak! Jakarta itu buas bak srigala katanya. Aku ndak mau kamu malah lebih sengsara di sana. Tidak! Karena itu, kamu lebih baik tetap di sini saja! Aku tak mau kau tinggalkan aku begitu rupa. Pokoknya tak usah ke Jakarta. Aku tetap menjual kue, dan kamu tetap mengurus sawah saja.
Warso : Sawah siapa?
Warsih : Apa kamu lupa?
Warso : Jawab saja, sawah siapa?!
Warsih : Sawah Juragan Broto, orang terkaya di kampung kita!
Warso : Ya itu! Sawah orang punya, kok malah kamu yang bangga!
Warsih : Tapi kamu toh tetap dapat uang walau mengurus sawah orang.
Warso : Dengar, aku akan tetap ke Jakarta... Aku akan berusaha memenuhi janjiku itu dengan segala daya. Dengan segala upaya, agar kau berbahagia...
Warsih : Lupakan janji itu. Aku sudah sangat bahagia karena kita bisa selalu berdua. Saling mencinta. Saling percaya dan saling setia.
Warso : Besok aku berangkat ke Jakarta!
Warsih : Kamu kok keras kepala...
Warso : Aku akan kembali sebelum ulang tahunmu berikutnya. Kan kuberikan padamu kalung emas itu dengan penuh cinta...
Warsih : Mas...!
Warso : Akan kupenuhi janjiku. Aku janji...

Tidak ada komentar: